Tanaman herbal daun katuk dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi, karena
mengandung flavonoid yang dapat menurunkan inflamasi dengan cara menghambat
keluarnya enzim siklooksigenase. Ekstrak daun katuk dibuat dalam bentuk gel
dengan dosis 78,3 mg/kgBB karena gel merupakan salah satu sediaan obat yang
memiliki daya sebar baik dan kemampuan melekat yang lebih lama jika
dibandingkan dengan obat sediaan salep dan krim. Tujuan dari penelitian yaitu
untuk mengetahui pengaruh gel ekstrak daun katuk sebagai anti inflamasi
perawatan ortodonti terhadap edema kaki tikus yang diinduksi karagenan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan post test
only control group design. Penelitian ini menggunakan gel ekstrak daun katuk pada
kelompok perlakuan dan basis gel untuk kelompok kontrol yang dilakukan
pengulangan sebanyak 16 kali pada hewan uji tikus wistar di setiap kelompoknya.
Variabel bebas gel ekstrak daun katuk dan varibel terikat volume bengkak pada
telapak kaki tikus. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian adanya perbedaan rata-rata edema yang tidak bermakna antara
kelompok kontrol dan perlakuan, tidak terdapat pengaruh gel ekstrak daun katuk
terhadap volume edema (nilai p=0,12) dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan gel ekstrak daun katuk tidak berpengaruh terhadap penurunan volume
bengkak dibandingkan dengan Na-CMC 0,5%.
Kata kunci: Antiinflamasi, daun katuk, edema, flavonoid, gel